Ada suami yang bekerja keras dalam
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, sedangkan isterinya tanpa pikir panjang
menghambur-hamburkan dalam sekejap apa yang telah dikumpulkan oleh suami selama
setahun. Sang istri begitu tertarik dengan taplak meja milik temannya yang
harganya sama dengan gaji suaminya dalam sebulan. Lemari pakaian anak-anaknya
penuh dengan baju-baju bermerk international dan model-model baru yang
menyilaukan pandangan istri. Sedangkan suami yang miskin melihat hartanya yang
dia kumpulkan dengan susah payah siang dan malam mulai berpindah ke kantong
orang lain di depan matanya. Suami tidak mampu menghalangi keinginan istrinya.
Jika ia menghalanginya, istrinya akan menangis dan menunjukkan kesusahannya.
Jika dia menasehati istrinya, maka istrinya segera mematahkan semua
pendapatnya. Semua nasehat suami ini tidak menjadikan istri tersebut tenang dan
berterima kasih kepada suami, akan tetapi ketidakpuasan dan ketamakan terhadap
semua produk yang baru telah tertanam kuat dalam hatinya yang selalu gelisah,
sehingga dia selalu cemberut dan marah terhadap kondisinya.
Islam tidak menginginkan wanita yang
berperingai buruk seperti ini, sehingga Islam memperbaiki perangai dengan
akhlak. Rasulullah ketika ditanya wanita yang paling baik, beliau bersabda,
“yang paling menyenangkannya jika dilihat suaminya, dan menaatinya jika ia
memerintahkannya dan tidak menyelisihinya dalam diri dan hartanya dengan apa
yang dibenci suaminya.” (HR. An-Nasa’i)
Wahai para istri yang mulia, pasti
engkau tahu daftar tuntutan yang menurutmu harus ada. Suami tentu bosan melihat
perilaku seperti ini. Memang benar bahwa di antara hak kalian adalah
terpenuhinya permintaan kalian, akan tetapi dimana perasaan kalian?
Wahai para istri, ada beberapa
wanita yang hidup dengan angan-angan, permintaan, kepentingan diri, ego, dan
segala sesuatu sebagai miliknya. Saya tidak menuduhmu termasuk bagian dari
mereka, akan tetapi saya hanya akan mengatakan, “apakah engkau senang jika
hubungan suamimu dan engkau hanya bersifat materi saja? Hal ini tentu dapat
melemahkan cinta dalam hatinya dan menjadikan hatinya gersang. Ataukah engkau
ingin menjadi orang bangkrut dan akhirnya gila? Ataukah engkau ingin terlibat
hutang hanya karena memenuhi kesempurnaan palsu? Ataukah engkau ingin dia dia
menjadi tertekan, lalu hidup dalam ketegangan dan kegelisahaan?”
Wahai para istri, berhati-hatilah!
Amputasi itu terkadang menjadi obat.
Seorang pasien yang yakin
penyakitnya hanya terbatas pada tangannya saja, dan kemungkinan bisa menyebar
dan membahayakan jiwanya, maka dia bisa mengamputasi tangannya dan tidak
peduli.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah
bersabda,”jika salah seorang diantara kalian melihat orang yang dilebihkan
harta dan fisiknya, hendaknya dia melihat orang yang ada di bawahnya.
Al-Hasan berkata, “Sesungguhnya
kalian tidak akan mendapatkan apa yang kalian cintai kecuali dengan
meninggalkan apa yang kalian benci, dan kalian tidak akan mendapatkan apa yang
kalian cita-citakan kecuali dengan bersabar terhadap sesuatu yang kalian benci.
bisnis baru ustad yusuf mansur
bisnis baru ustad yusuf mansur