Cemburu dalam kehidupan berumah
tangga merupakan perkara yang harus ada pada suami istri, karena cemburu
merupakan tanda adanya perasaan cinta, dapat memberikan pemahaman kepada orang
lain akan posisinya sehingga ia dapat menumbuhsuburkan dan mengembangkan
hubungan antara suami dan istri. Hal ini terjadi jika cemburu itu berjalan
sebagaimana mestinya. Adapun jika kecemburuan itu membelenggu pasangannya,
membatasi perilakunya, menanyakan semua hal yang besar atau kecil, tidak
percaya hingga mendorongnya menyelisik segala celah aib pasangannya,
berprasangka buruk, serta membayangkan yang tidak-tidak tanpa dasar fakta, maka
kecemburuan ini termasuk cemburu buta dan tercela. Banyak istri yang cemburu
seperti ini karena perasaannya yang berlebihan terperangkap dalam penyakit
cemburu. Ketika suaminya membicarakan nama seorang wanita, sang istri segera
membayangkan adanya hubungan antara suaminya dan wanita tersebut, sehingga
mulailah dia mempersempit gerak suami, mengganggu ketenangannya, dan melontarkan
tuduhan-tuduhan secara terang-terangan terhadap suami dan harga dirinya. Dengan
kecemburuan seperti ini, suami merasa terkekang sehingga dia berusaha terbebas
darinya. Ini berarti istri telah menghancurkan rumah tangganya dan menjauhkan
dari kebahagiaan yang didambanya.
Istri yang selalu memata-matai
langkah suaminya yakin bahwa yang terbaik dalam hal ini kembali kepada
kecerdasannya, sementara dia tidak tahu bahwa kecerdasannya telah hilang sejak
dia cemburu secara berlebihan.
Kecemburuan dapat menghancurkan
keharmonisan rumah tangga. Api cemburu merupakan daerah rawan. Jika engkau
terlalu permisif terhadapnya, ia akan mengajakmu untuk selalu memata-matai dan
menyelidiki urusan pribadi suami. Hal ini mendorong suami untuk selalu
menyembunyikan persoalan pribadinya. Kecemburuan dan dominasimu yang berlebihan
akan membawamu ke dalam permasalahan yang tidak ada ujungnya.
Oleh sebab itu, berhati-hatilah
berlebihan dalam cemburu dan mencela. Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib
menasihati putrinya dengan mengatakan, “Jauhilah cemburu, karena ia merupakan
pintu perceraian, dan jauhilah banyak mencela, karena ia akan menyebabkan
kemarahan.”
Jauhilah pertanyaan yang dapat
menimbulkan keraguan dan jangan pula engkau seperti para wanita yang selalu memeriksa saku suami, menguping perkataannya,
mencari-cari kesalahannya, khususnya
jika suami mempunyai dua istri atau lebih. Karena hal itu sangat tercela dan
buruk akibatnya.
Akhirnya, jangan sampai dengan
kecemburuanmu tersebut menjadi sebab terjadinya perceraian. Kita berlindung
kepada Allah.
bisnis baru ustad yusuf mansur
bisnis baru ustad yusuf mansur