Obat Asam Urat dan Awet Muda

Obat Asam Urat dan Awet Muda
Obat Asam Urat dan Awet Muda

Senin

TOBAT ARTIS ORANG PRANCIS

Kisah ini menceritakan perjalanan hidup seorang peragawati yang meninggalkan dunianya yang penuh kepalsuan karena telah menemukan cahaya haq. Dan kesungguhannya untuk bertahan dari berbagai godaan, cemoohan dan serangan, agar tetap berada di jalan yang diterangi oleh cahaya dari Allah SWT.

Giselle, adalah seorang mantan peragawati dari Prancis. Ia kini berusia tiga puluh lima tahun. Sepuluh tahun yang lalu, saat ia sedang berada di puncak karir sebagai peragawati ternama, dan terlena dalam ketenaran dan hingar bingarnya syahwat duniawi, hidayah Allah menghampirinya.

Sehingga ia menarik diri dan meninggalkan dunianya yang penuh kepalsuan itu. Lalu pergi ke Afghanistan, untuk bekerja pada camp perawatan para mujahidin Afghan yang terluka, terjun ke tengah-tengah kondisi kehidupan yang keras dan serba sulit!


Kalau bukan karena Allah dan kasih sayang-Nya kepadaku, aku yakin hidupku akan sengsara dunia-akhirat. Di dunia ini tak terhitung jumlah manusia yang mengalami kemunduran moral yang telah mengubah mereka menjadi lebih rendah dari binatang, segala yang ingin dicapainya hanyalah untuk memuaskan hawa nafsu dan taibatnya yang tidak berharga.

Kemudian ia melanjutkan kisahnya, ketika masih kecil, aku pernah berkeinginan untuk menjadi seorang perawat. Bekerja untuk meringankan beban penderitaan pada teman-teman yang sakit. Seiring dengan berjalannya waktu, aku tumbuh menjadi dewasa. Aku menjelma menjadi gadis belia yang cantik, postur tubuhku proposional, dan aku pun mulai mengenal perawatan kecantikan.

Keluarga dan teman-temanku mendorongku untuk memanfaatkan anugerah yang kumiliki ini untuk memulai karir di bidang model yang menjanjikan keuntungan dan fasilitas kehidupan yang serba wah, bagaikan mimpi. Dan jalan kearah itu terasa sangat mudah bagiku. Atau memang seperti itulah yang nampak bagiku. Sehingga dengan cepat aku menjadi orang yang terkenal.

Berbagai macam hadiah yang mewah dan mahal yang bahkan belum pernah aku impikan berdatangan silih bergganti membanjiri diriku.

Akan tetapi semua itu harus aku bayar dengan harga yang sangat mahal….

Untuk mendapatkan itu semua, aku harus melepaskan diri dari fitrahku sebagai manusia. Syarat bagi kesuksesan dan keberhasilanku itu, aku harus menghapus naluri manusia yang melekat dalam diriku. Menyia-nyiakan kecerdasanku, aku takkan belajar apapun kecuali gerakan-gerakan tubuhku agar sesuai dengan alunan music. Selain itu, aku juga harus mengharamkan bagi diriku segala makanan favoritku, aku harus mengkonsumsi berbagai suplemen makanan dan multivitamin kimiawi. Obat penambah tenaga dan obat penumbuh semangat.

Aku tidak memiliki rasa benci… tidak memiliki rasa cinta… tidak memiliki rasa untuk menolak segala sesuatu. Aku seperti boneka dengan otak yang kosong melompong.
Sungguh! Rumah-rumah mode busana itu telah menjadikan diriku seperti patung. Hidupku tak punya arah dan tujuan selain hanya menyia-nyiakan hati dan akal. Aku dididik menjadi manusia yang dingin, keras, dan angkuh. Hatiku kering. Diriku seakan hanyalah tubuh yang dipasangi pakaian yang berganti-ganti. Aku seperti benda mati yang hidup. Tersenyum namun tidak merasa.

Fenomena seperti itu bukan hanya aku saja yang mengalami, bahkan setiap kali seorang peragawati berhasil membinasakan naluri kemanusiaan di dalam dirinya, maka nilainya akan bertambah tinggi di dalam dunia yang dingin, angkuh dan sombong itu. Jika mereka tidak meng'update' pelajaran-pelajaran dalam industry mode itu, dirinya pasti akan dihadapkan dengan berbagai bentuk siksaan jiwa, dan juga jasmani…!

Sebagai seorang peragawati, aku telah berkeliling ke seluruh penjuru dunia. Memperagakan berbagai rancangan model busana terbaru dengan semua yang ada di dalamnya.berhias ala jahiliyah, mempertontonkan aurat dan sejenisnya, dan tipuan, mengikuti kehendak-kehendak setan serta memperlihatkan hal-hal yang bersifat syahwat tanpa rasa gelisah atau malu.

Selama menjalani karirku itu, aku tidak pernah memahami dimana letak keindahan model pakaian yang membalut tubuhku. Dan pada saat memperagakannya pun, aku merasakan pandangan yang merendahkan terhadap diriku sebagai manusia. Mereka hanya menghargai terhadap apa yang aku kenakan dan gerakan tubuhku. Setiap aku bergerak dan berlenggok, mereka selalu berkata, "Ah, seandainya…

Setelah masuk islam, aku baru tahu bahwa kalimat seandainya yang dimaksudkan adalah untuk membuka pintu perbuatan setan. Sungguh, hal itu adalah benar, karena kami telah hidup di alam kehinaan dengan segala dimensinya.

Celakalah, bagi mereka yang bangga menjalaninya dan berusaha bertahan dengan pekerjaan itu saja.

Mengenai perubahan hidupnya yang drastis, dari kehidupan berfoya-foya dan sia-sia menuju kehidupan yang lain (berkah), Giselle berkata,

"Saat itu, rombongan kami sedang transit di Beirut yang hancur. Di tengah kehidupan yang carut marut itu, aku melihat banyak yang membangun hotel-hotel berbintang dan rumah-rumah yang megah. Kemudian aku berkunjung ke sebuah rumah sakit anak-anak di Beirut. Aku tidak sendirian, ada beberapa teman peragawati yang juga turut serta. Namun mereka hanya melihat saja tanpa ada rasa peduli seperti kebiasaannya.

Tetapi dalam masalah ini, aku tidak bisa disamakan dengan mereka.

Sungguh, demi melihat kenyataan itu, naluriku serasa kembali kepada panggilan hidupku semasa kecil dulu. Sehingga pada detik itu pula, terasa sirna segala kepopuleran, kemuliaan dan kehidupanku yang serba palsu.

Lalu aku pun kembali menuju ke anak-anak kecil di rumah sakit itu, dan berusaha membantu menyelamatkan mereka yang masih hidup. Aku tidak kembali lagi kepada teman-temanku di hotel, walaupun disana kamar sedang menantiku.

Semenjak itu, mulailah perjalananku dalam membawa misi kemanusiaan, hingga aku menemukan jalan menuju cahaya haq, yaitu islam. Aku tinggalkan kota Beirut, lalu pergi ke Pakistan. Saat di perbatasan Afghanistan, sungguh aku merasakan hidup yang sebenarnya, aku belajar bagaimana menjadi manusia.

Aku berada disana cukup lama, selama kurang lebih dua tahun, membantu keluarga yang kesusahan akibat perang. Aku merasa hidup bahagia bersama mereka. Mereka memperlakukan aku dengan baik. Sejak aku memeluk islam, kebahagiaanku semakin bertambah. Aku ikhlas memeluk islam sebagai agama dan undang-undang dan system kehidupanku.

Dan, aku juga rela hidup bersama keluarga wanita Afghanistan dan Pakistan, dan mengikuti cara mereka yang religius dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Kemudian aku mulai belajar bahasa arab, yang merupakan bahasa Al-Quran. Dalam hal ini, aku telah berhasil mendapatkan kemajuan yang berarti, padahal dahulu aku adalah seorang peragawati.

Dengan ilmu itu, kehidupanku sejalan dengan landasan-landasan islam dan kerohaniannya."

Kemudian, Giselle juga menuturkan respon negative dari rumah-rumah busana kelas internasional itu, setelah mengetahui bahwa ia telah memeluk islam. Mereka berusaha dengan berbagai upaya untuk menggagalkannya secara intensif, baik dengan iming-iming materi maupun dengan tekanan-tekanan.

Mereka mengirim barang-barang berharga yang berlipat ganda melebihi dari gajinya setiap bulan. Mereka selalu mengirimkan berbagai macam hadiah yang mahal dan serba mewah kepadanya, agar dia kembali kepada dunia mereka dan keluar dari islam.

Namun Giselle selalu menolaknya.

"Akhirnya mereka berhenti membujukku. Tetapi mereka mengganti taktik mereka dengan cara terus-terusan membuat jelek diriku didepan keluarga muslim Afghanistan. Mereka melakukan itu dengan menyebarkan sampul-sampul majalah yang bergambar diriku saat pekerjaanku masih menjadi peragawati. Mereka menggantungkannya di jalanan, seakan-akan mereka merasa tersiksa dengan taubatku. Itu mereka lakukan agar terjadi fitnah antara aku dan keluarga muslimku yang baru, tetapi keinginan mereka itu sia-sia saja adanya, Alhamdulillah."

Giselle memandang tangannya dan berkata,

"Aku tidak pernah menyangka, tanganku yang selama ini selalu kurawat dan kujaga kehalusannya, sekarang aku gunakan untuk pekerjaan yang sulit ini di tengah-tengah gunung nan tandus. Tetapi segala kesulitan ini menambah kesucian tanganku, dan insya Allah akan ada balasan yang baik di sisi Allah subhanahu wata'ala. Insya Allah."


bisnis baru ustad yusuf mansur