Obat Asam Urat dan Awet Muda

Obat Asam Urat dan Awet Muda
Obat Asam Urat dan Awet Muda

Sabtu

KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM ISLAM


Sebelum Islam datang, perempuan dipandang sebagai orang yang tidak berharga. Bahkan mereka juga dipandang sebagai pembawa sial dan memalukan.

       Dalam tradisi dan hukum Romawi kuno, perempuan disebut sebagai makhluk yang selalu bergantung kepada laki-laki. Jika dia menikah, secara otomatis diri dan seluruh hartanya menjadi milik suaminya. Tak jauh berbeda dengan masa jahiliyah, perempuan dipaksa untuk selalu taat kepada  kepala suku atau suami mereka. Mereka dipandang seperti binatang ternak yang bisa dikontrol, dijual, atau bahkan bisa diwariskan.

       Arab jahiliyah juga terkenal dengan tradisi mengubur bayi perempuan hidup-hidup. Mereka menguburnya dengan alasan bahwa perempuan hanya akan merepotkan keluarga. Selain itu, dalam peperangan perempuan lebih mudah ditangkap musuh dan kemudian harus ditebus. Arab jahiliyah juga terkenal dengan tradisinya yang membolehkan laki-laki mempunyai istri lebih dari satu.

       Kedatangan Islam justru bertujuan untuk mengangkat derajat perempuan. Bahkan perempuan dinilai lebih istimewa daripada laki-laki. Banyak ayat  Al-Qur’an yang berbicara tentang kedudukan perempuan dalam Islam. Bahkan ada satu surah dalam Al-Qur’an yang berarti perempuan, yaitu An-Nisa’. Walaupun demikian, Allah Swt. tidak pernah membeda-bedakan status perempuan dan laki-laki, semua sama dimata Allah Swt. Hal yang membedakannya hanyalah keimanan dari masing-masing individu.

       Tujuan dari penciptaan perempuan dan laki-laki adalah untuk saling melengkapi, terutama dalam menjalani segala perintah kepada Allah Swt. Hal ini telah dijelaskan pada ayat :
“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.” (QS An-Nisa’ [4]:1)

Dalam hal beribadah pun Allah tidak membeda-bedakan antara perempuan dan laki-laki. Ini seperti yang tercantum dalam ayat :
“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah (keturunan) dari sebagian yang lain. Maka orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yan disakitipada jalan-Ku, yang berperang dan yang terbunuh, pasti akan Aku hapus kesalahan mereka dan pasti Aku masukkan mereka kedalam surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, sebagai pahala dari Allah. Dan disisi Allah ada pahala yang baik.” (QS Ali-Imran [3]:195)

Demikian pula pada ayat :
“Barang siapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami berikan balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS An-Nahl [16]:97)