Sebelum Islam datang, perempuan dipandang sebagai orang
yang tidak berharga. Bahkan mereka juga dipandang sebagai pembawa sial dan
memalukan.
Dalam
tradisi dan hukum Romawi kuno, perempuan disebut sebagai makhluk yang selalu
bergantung kepada laki-laki. Jika dia menikah, secara otomatis diri dan seluruh
hartanya menjadi milik suaminya. Tak jauh berbeda dengan masa jahiliyah,
perempuan dipaksa untuk selalu taat kepada
kepala suku atau suami mereka. Mereka dipandang seperti binatang ternak
yang bisa dikontrol, dijual, atau bahkan bisa diwariskan.
Arab
jahiliyah juga terkenal dengan tradisi mengubur bayi perempuan hidup-hidup.
Mereka menguburnya dengan alasan bahwa perempuan hanya akan merepotkan
keluarga. Selain itu, dalam peperangan perempuan lebih mudah ditangkap musuh
dan kemudian harus ditebus. Arab jahiliyah juga terkenal dengan tradisinya yang
membolehkan laki-laki mempunyai istri lebih dari satu.
Kedatangan
Islam justru bertujuan untuk mengangkat derajat perempuan. Bahkan perempuan
dinilai lebih istimewa daripada laki-laki. Banyak ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang kedudukan perempuan
dalam Islam. Bahkan ada satu surah dalam Al-Qur’an yang berarti perempuan,
yaitu An-Nisa’. Walaupun demikian, Allah Swt. tidak pernah membeda-bedakan
status perempuan dan laki-laki, semua sama dimata Allah Swt. Hal yang membedakannya
hanyalah keimanan dari masing-masing individu.
Tujuan dari
penciptaan perempuan dan laki-laki adalah untuk saling melengkapi, terutama
dalam menjalani segala perintah kepada Allah Swt. Hal ini telah dijelaskan pada
ayat :
“Wahai
manusia! Bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang
satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan
dari keduanya Allah mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan
(peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasimu.” (QS An-Nisa’ [4]:1)
Dalam hal beribadah pun
Allah tidak membeda-bedakan antara perempuan dan laki-laki. Ini seperti yang
tercantum dalam ayat :
“Maka
Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), Sesungguhnya Aku
tidak menyia-nyiakan amal orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki
atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah (keturunan) dari sebagian yang
lain. Maka orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yan
disakitipada jalan-Ku, yang berperang dan yang terbunuh, pasti akan Aku hapus
kesalahan mereka dan pasti Aku masukkan mereka kedalam surga-surga yang
mengalir dibawahnya sungai-sungai, sebagai pahala dari Allah. Dan disisi Allah ada
pahala yang baik.” (QS Ali-Imran [3]:195)
Demikian pula pada ayat :
“Barang
siapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan
Kami berikan balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.” (QS An-Nahl [16]:97)