Penyakit
tidak akan datang kepada orang yang emosinya baik. Sebuah ungkapan yang pernah
dikemukakan oleh seorang bijak mengenai peluang terkena penyakit jika dikaitkan
dengan emosi. Ada hubungannya? Kenapa?
Dasarnya
bisa dari hadis Rasulullah berikut ini. Nabi Saw. bersabda, “Ketahuilah,
sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Apabila baik, akan baik
pula seluruh tubuh, dan bila rusak, akan rusak seluruh tubuh. Ketahuilah, ia
adalah kalbu” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Fisik
yang baik bermula dari emosi yang baik, bermula dari hati yang baik, bermula
dari iman yang baik. Apa buktinya? Buktinya ketika seseorang sering
marah-marah, kira-kira memiliki peluang terkena penyakit jantung apa tidak?
Jawabannya dapat kita tebak sendiri.
Ketika
seseorang sering marah-marah, ada permasalahan sedikit saja langsung marah,
emosinya tidak stabil, bagaimana dengan keimanannya?
Rasulullah
menyebutkan dalam sebuah hadis yang berbunyi, “Jangan marah.” Begitu kurang
lebih bunyi hadis tersebut. Artinya, saat seseorang marah-marah, dapat diduga
orang tersebut sedang jauh dari Allah dan Rasul-Nya.
Hal apa
yang membuatnya jauh? Bisa jadi, shalatnya kurang sempurna sehingga shalatnya
tidak membekas, sedekahnya pelit, malas mempelajari agama, serta tidak mau
dekat dengan orang-orang saleh.
Akibatnya,
akan didekati setan. Apa tujuan setan mendekati manusia? Tentu saja untuk
menyesatkan dan menjauhkan manusia dari segala bentuk kebaikan. Adakah setan
yang membisikkan hal baik?
Lalu,
bagaimana hubungan penyakit dengan emosi? Sederhan sebenarnya, seseorang yang
benar-benar menjaga iman, hati, dan emosinya, apakah mungkin ia akan
berperilaku tidak baik? Berperilaku yang merusak jiwa, membicarakan kejelekan
orang lian, menyebar aib orang lain? Bawaannya murung terus, berlaku sombong,
riya’, takabur, ujub, dan lainnya? Apa orang seperti ini akan memberikan
hal-hal buruk menjadi bagian hidupnya? Emosinya? Keimanannya? Tentu tidak.
Seseorang yang benar-benar menjaga hati, iman, dan emosinya, senantiasa berada
dalam kondisi yang baik.
Sementara,
orang-orang yang tidak menjaga iman, hati, dan emosinya, kemungkinan besar ia
juga tidak dapat menjaga apa yang dikonsumsinya, serta memastikan halal atau
tidaknya produk yang dimakannya. Bisa jadi karena alasan tidak sempat atau
sibuk dengan hati dan jiwanya yang sempit dan terkurung.
Dari
ulasan tadi, kira-kira sudah bisa dipahami mengapa emosi sangat erat kaitannya
dengan penyakit. Saya percaya orang-orang yang emosi dan hatinya baik, serta
imannya sehat, niscaya akan terhindar dari penyakit degenerative yang menyebabkan
hati, jiwa ataupun selnya karatan.
Ingat,
setiap emosi negativ dalam jiwa seseorang, akan menghasilkan radikal bebas. Bahasa
sederhananya stress. Jika radikal bebas dalam tubuh berlebihan, otomatis sel
juga akan cepat aus. Tidak hnya aus, yang lebih mengerikan lagi radikal bebas
tersebut bisa menjadi pemicu tumbuhnya kanker, penyakit berat yang sulit dicari
pengobatannya. Meski belum ada pembuktian secara ilmiah bahwa seseorang yang
emosinya buruk, selnya akan menjadi berantakan atau karatan, secara teori
hipotesis ini bisa terjadi.
Berhati-hatilah
dengan emosi negativ, tidak mau bersyukur, tidak senang melihat orang lain
bahagia, iri, bersikap dengki, selalu merasa kurang, serta berbagai emosi buruk
lainnya. Karena jika dipelihara, Allah juga tidak akan dekat dengan hamba-Nya
buruk seperti itu sebelum orang tersebut membersihkan diri. Oleh sebab itu,
segera bersihkan jiwa dan pikiran, bersahabat dengan orang-orang saleh, membaca
Al-Quran, mengikuti kajian agama, dan amal ibadah lainnya. Kemudian yang paling
penting, konsumsilah makanan yang halal dan baik secara islami.
bisnis baru ustad yusuf mansur
bisnis baru ustad yusuf mansur