Obat Asam Urat dan Awet Muda

Obat Asam Urat dan Awet Muda
Obat Asam Urat dan Awet Muda

Senin

HIKMAH IBADAH HAJI (PAKAIAN IHRAM dan TAWAF)



Berihram dengan pakaian seragam putih
Berselendang kain ihram yang terdiri dari dua lembar kain putih, sebagai lambang lepasnya keindahan dunia yang beraneka-ragamnya, sebagai lambang lepasnya hawa nafsu (yang selalu menjurus kepada keburukan) dan lepasnya diri dari segala selubung kekotoran yang menghalangi ma’rifat kepada Allah, menghalangi akal dan pikirannya untuk mengetahui hakekat hidup dan tujuannya yang hakiki dan suci lahir batin seperti kain putih.

Dari ihram dapat pula menyadarkan orang akan kesamaan wujud dan bentuk, kesamaan sumber (asal), tunduk kepada Tuhan yang Satu kemudian menginsyafi kemanusiaannya, di mana ukurannya terletak pada sejauh mana pengabdiannya kepada Allah Swt secara ikhlas dan bersih dari syirik. Kemudian sampai sejauh mana kesadarannya untuk menciptakan persaudaraan dengan sesamanya.

Thawaf tujuh kali keliling Ka'bah
Thawaf, bukan semata-mata gerakan jasmani mengitari Ka’bah, berdesak dengan orang-orang banyak, tetapi di samping itu, berjalan satu arah dan tujuan, dengan insan yang seiman, dengan maksud, bahwa kehidupan ini penuh dengan perjuangan, persaingan dan saling berlomba untuk mencapai kebahagiaan dunia-akherat, dengan obyeknya adalah dengan memakmurkan dunia ini, dan ingat kepada Allah Swt dengan segala kebesaran dan kekudusan-Nya, sehingga benar-benar menjadi pencinta Dzat Yang Wajib Dicintainya, yang nampak hikmat-Nya tetapi tidak terlihat Dzat-Nya.

Kaum muslimin melakukan thawaf sekeliling Ka’bah mengusap atau mencium Hajar Aswad adalah sebagai tanda memuliakan Allah Swt karena Bait-Nya, tidak seperti kaum musyrikin, yang memuliakan Ka’bah (sebelum Islam) dengan menempatkan berhala-berhala di sekitarnya dan sekaligus menjadikan sesembahannya; dan tidak menyembah Allah Swt secara langsung.

Kaum mulimin juga tidak melakukannya sebagai orang-orang musyrik, menjadikan berhala sebagai perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah sebagaiman yang dilukiskan dalam firman Allah:

kami tidak menyembah mereka kecuali untuk mendekatkan diri kami kepada Allah sedekat-dekatnya”. (QS. Az-Zumar : 3)
Keyakinan Ummat Islam terhadap Ka’bah tidaklah seperti faham kaum musyrikkin, khususnya terhadap Hajar Aswad, sebagaimana yang ditegaskan oleh Umar bin Khaththab ra.

“Sesungguhnya aku tahu bahwa engkau hanya batu semata yang tidak dapat memberi madlarat atau manfaat, seandainya tidak aku saksikan Rasulullah Saw. mencium engkau, niscaya akupun tidak akan melakukannya”. (Diriwayatkan oleh Jamaah, Ahmad Buchani Muslim dan Ashhabus Sunan).

Jelas kiranya bahwa kaum muslimin mengusap atau mencium Hajar Aswad bukan memuliakan batu itu, tetapi semata-mata karena ittiba’ kepada Nabi Muhammad Saw.

Thawaf dilakukan dengan posisi Ka’abah di sebelah kiri, Hal ini sesuai dengan sunnah Nabi. Tapi ditinjau dari segi lain, bahwa putaran thawaf dengan mengambil posisi Ka’bah di sebelah kiri ini adalah mengikuti arah rotasi (peredaran) bumi berputar ke arah kiri. Dengan demikian putaran thawaf sesuai dengan arah rotasi tersebut. Tapi kalau mengambil posisi thawaf Ka’bah berada di sebelah kanan, berarti posisi kita berlawanan dengan rotasi bumi. Akibatnya kita akan pusing dan tidak dapat bertahan lama. Selain dari itu, diharapkan dengan beradanya Ka’bah di sebelah kiri, agar hati kita selalu dekat kepada Ka’bah, dengan sendirinya akan selalu inget kepada Allah Swt.



bisnis baru ustad yusuf mansur