Minum air Zamzam, Sa’i, melontar
Jamrah dan menyembelih kurban
Kesemuanya ini adalah untuk mengenangkan
kembali peristiwa sejarah Nabi Ibrahim as, dengan istri (Hajar) dan anaknya
(Nabi Isma’il as) yang penuh mengundang unsur-unsur (nilai) pembinaan spiritual
dalam rangka mengingatkan taqwa kepada (dijelaskan dalam uraian khusus).
Suasana di sana sangat panas,
berdesak-desak, dengan pakaian seragam ihram, ini dapat mengingatkan
perkumpulan manusia di Padang Mahsyar nanti. Tetapi jangan dikira panasnya sama
dengan di ‘Arafah ataupun hal-hal yang lain. Ini hanya sebagai gambaran kecil
saja dibandingkan di Padang Mahsyar nanti. Sedangkan di Padang ‘Arafah kita
sudah kepayahan apalagi kalau di Padang Mahsyar. Gambaran seperti uni
diharapkan agar menginsyafkan kita untuk lebih meningkatkan aktivitas amaliyah,
setelah kembali (selesai) menunaikan ibadah hajji, sampai sa’at kita dipanggil
oleh Allah Swt (mati).
Saat sekarang ini suasana Arafah sudah
lain, yaitu berubah menjadi padang yang menghijau, penuh dengan tumbuh-tumbuhan
yang rindang. Namun hal ini tidaklah berarti dapat mengurangi dari tujuan
hikmah semula.
Bermalam di Muzdalifah
Salah satu rahmat Allah, kepada orang yang tha’at
kepada-Nya, maka dengan ke Maha Bijaksanaan-Nya, diwajibkan bermalam di
Muzdalifah, gunanya adalah untuk beristirahat menjelang kita meneruskan
perjalanan ke Mina untuk melontar Jamrah.
bisnis baru ustad yusuf mansur
bisnis baru ustad yusuf mansur