Rasulullah
bersabda, “Orang yang kuat bukanlah orang yang menang dengan gulat, tapi orang
yang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah” (HR Al-Bukhari
dn Muslim).
Dalam
sebuah hadis yang diriwayatkan bahwa seorang laki-laki datang kepada Rasulullah
dan berkata, “Wahai Rasulullah, wasiatilah saya.” Rasulullah bersabda, “Jangan
marah.” Laki-laki tersebut berkata, “Saya berfikir ketika Rasulullah telah
mengatakan demikian, ternyata saya mendapatkan bahwa marah itu merupakan sumber
dari seluruh keburukan” (HR Ahmad).
‘Umar
bertanya kepada Rasulullah, “Apa yang akan menyelamatkanku dari murka Allah?”
Rasulullah menjawab, “Jangan marah.”
‘Aisyah
berkata, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah Mahalembut dan memberikan
pada kelembutan apa yang tidak diberikan pada kekerasan atau tidak diberikan
pada yang lain” (HR Muslim).
Rasulullah
bersabda, “Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan itu diciptakan dari
api, dan seseungguhnya api itu dipadamkan dengan air. Jika seseorang di antara
kalian marah, hendaknya berwudhu” (HR Abu Dawud).
Tubuh
mnusia sesungguhnya terdiri dari unsur-unsur alam yang telah Allah berikan,
meski ini bisa jadi perumpamaan yang tidak bisa dijelaskan secara harfiah.
Misalnya begini, ketika ada seseorang marah, Rasulullah berpesan agar ia segera
berwudhu karena marah itu berasal dari setan, dan setan terbuat dari api, api
bisa dipadamkan dengan sejuknya air wudhhu. Hal ini jelas, ketika berwudhu,
kita berniat menyucikan diri hingga bersih. Bersih dari debu, kotoran, pikiran-pikiran
jahat, termasuk rasa marah. Karena saat berwudhu, kita sedang mengingat Allah.
Mengingat betapa Maha Penyayang dan Pengasihnya Allah.
Oleh
sebab itulah, Rasulullah mengajak kita berwudhu ketika sedang marah. Karena
ketika marah, yang terbersit dalam pikiran adalah rasa benci dan tidak suka.
Seketika itu pula hilanglah rasa menyayangi dan mengasihi dalam diri manusia.
Dengan mengingat Allah Yang Maha Penyayang dan Pengasih (Al-Rahman dan
Al-Rahim), akan luluhlah rasa marah orang tersebut.
Kaitannya
dengan kesehatan adalah ketika seseorang tidak mampu menahan amarahnya
terus-menerus, lama-kelamaan akan terjadi ketidakseimbangan hormon.
Ketika
hormon dalam tubuh tidak seimbang, akan timbul masalah bagi kesehatan tubuhnya.
Saat seseorang melampiaskan amarah, ia ibarat api yang tengah berkobar dan
membara, dengan sendirinya orang tersebut akan berusaha membuang bara api
kepada orang lain. Tentu saja orang lain akan merasakan hal tidak enak yang
luar biasa.
Rasa
marah biasanya terjadi karena kita menganggap orang lain telah berbuat
kesalahan terhadap kita. Kita cenderung ingin melampiaskan rasa yang
diakibatkan orang lain tersebut. Biasanya rasa marah akan terusmenerus ada dan
seakan menuntut sebuah pelampiasan. Lalu, bagaimana mengatasinya? Caranya dengan
menahan rasa marah tadi. Hal ini kadang sulit dilakukan. Jalan satu-satunya
agar rasa marah dapat diredakan adalah denganmemaafkan.
Saat
memaafkan, sesungguhnya kita sedang melepaskan energy kesejukan, kedamaian, dan
ketenangan. Perasaan itu juga dirasakan oleh orang yang kita maafkan. Kebiasaan
memaafkan inilah yang akan membuat seseorang merasa bahagia.
Jadi,
banyak-banyaklah meminta maaf, baik kepada orang yang berbuat salah kepada kita
maupun kepada orang yang menyakiti kita, agar dalam hidup, hati senantiasa
merasa tenang dan penuh kedamaian.
bisnis baru ustad yusuf mansur