Obat Asam Urat dan Awet Muda

Obat Asam Urat dan Awet Muda
Obat Asam Urat dan Awet Muda

Kamis

DAHSYATNYA DOA ANAK SHOLEH



Fariz adalah seorang anak yang cerdas, nilai IQ-nya cukup tinggi. Dia masih duduk di bangku kelas 4 SD, namun sudah fasih membaca Al-Qur’an. Suatu ketika Fariz meminta ijin kepada ibunya untuk pergi ke masjid. Kepada ibunya ia mengatakan akah shalat berjama’ah bersama teman-temannya sekaligus berlatih menjadi imam karena sebentar lagi akan mengikuti lomba menjadi imam teladan. Ibunya pun mengijinkannya karena menganggap bahwa selama anaknya mengikuti kegiatan yang sifatnya positif, maka nantiny akan tenang.

Pada awalnya sang ibu tidak terlalu perhatian ketika Fariz sering pergi ke masjid menunaikan shalat jama’ah lima waktu dalam sehari semalam. Ia bahkan merasa senang karena berharap Faris menang dalam lomba imam teladan kelak.

Namun ketika Fariz memenangi posisi juara pertama dan lomba telah lama berlalu, ternyata Fariz masih juga rajin pergi ke masjid setiap hari dengan alasan ingin menunaikan shalat berjama’ah bersama teman-temannya.

Sang ibu mulai gelisah. Ia tidak rela bila anaknya yang menurutnya masih kanak-kanak itu menjalankan semua shalat lima waktu, karena menurutnya hal itu akan membuat lelah bagi anak susia Fariz. Dia khawatir buah hatinya akan jatuh sakit karena kelelahan. Dia juga takut kalau prestasi di sekolahnya akan merosot jika Faris terlalu sering pergi ke masjid dan menjadi lupa untuk belajar serta mengerjakan semua PR-nya.

Akan tetapi betapa terkesima sang ibu ketika mengutarakan kegelisahannya kepada Fariz, dan mendapati jawaban yang sangat menakjubkan dari buah hatinya yang belum genap berusia sepuluh tahun itu. Fariz menolak dengan halus permintaan ibunya untuk mengurangi kegiatannya di masjid. Waktu itu Fariz berkata, “Ibu, dengan shalat lima waktu, aku merasa bahagia dan tenang. Aku menjadi lebih bersemangat untuk belajar dan hidupku menjadi lebih teratur, pelajaran di sekolah dapat kuikuti dengan baik, semua PR aku kerjakan dengan mudah, aku bahkan masih punya waktu untuk bermain dengan teman-teman.”

Karena tidak mempercayai ketika buah hatinya menjawab dengan bahasa yang halus dan runtut tertur, sang ibu menjadi curiga dan berfikir yang tidak-tidak, ia merasa pikiran anaknya telah dicemari ajaran-ajaran aneh dan telah disetir untuk memberikn jawaban bagi pertanyaan tertentu yang ditujukan kepadanya.

Sang ibu merasa gagal membujuk buah hatinya untuk mengurangi kegiatan shalat lima waktunya di masjid. Baginya, anak seusia Faris masih terlalu dini bila harus berkutat dengan kegiatan shalat berjama’ah di masjid pagi, siang, dan malam. Namun karena tidak berhasil membujuk Faris, maka sang ibu mengadukan kegelisahannya kepada suaminya. Sang suami berusaha menghibur istrinya dan membuatnya tenang dengan berkata, “Sudahlah bu, Fariz kam masih anak-anak, imajinasinya memang penuh warna, nanti kalau dia sudah bosan pasti juga akan kembali pada perilakunya semula.”

Hari demi hari berlalu, akan tetapi sang ibu tidak juga mendapati perubahan pada perilaku Fariz. Buah hatinya itu masih rajin pergi ke masjid untuk menjalankan shalat lima waktunya. Sang ibu mkin bertambah cemas, hingga suatu ketika Fariz pulang dari masjid usai menjalankan shalat subuh dan langsung menuju ke kamarnya, diam-diam sang ibu mengikutinya dari belakang.

Namun sesampainya di depan pintu kamar, ia merasa mendengar isak tangis dari buah hatinya itu. Dia pun lalu menempelkan telinganya di pintu untuk mencuri dengar agar bisa mengikuti apa gerangan yang sedang terjadi di dalam kamar anaknya.

“Ah, rupanya Fariz sedang khusyuk berdoa.” Piker sang ibu. Di dalam doanya, sambil terisak-isak Fariz memohon kepada Allah, “Ya Allah, berilah petunjuk kepada ayah dan ibuku, berilah hidayah kepada mereka berdua agar mau menunikan shalat dan taat untuk melaksanakan perintah-perintah-Mu sehingga kelak mereka tidak masuk neraka.”

Betapa terkejutnya sang ibu demi mendengar doa dari putra semata wayangnya. Dia merasa baru tersadar bahwa selama ini telah melupakan shalat lima waktu, dan dalam menjalani hidup, ia telah menyimpang jauh dari jalan Allah. Tak terasa air mata haru menetes di pipinya. Dia pun segera berlari untuk membngunkan suaminya yang masih tidur pulas di kamarnya. Diajaknya sang suami untuk mendengarkan doa yang masih terus terucap berulang-ulang dari bibir putra kesayangan mereka.

Dengan nafas tertahan, suami istri itu hanyut mendengarkan doa anaknya, “Ya Allah, Engkau telah berjanji akan mengabulkan doa hambamu yang lemah ini. Aku mohon kepada-Mu ya Allah, berilah hidayah kepada ayah dan ibuku. Aku sangat mencintai mereka sebagaimana mereka sangat mencintaiku. Ya Allah, sayangilah merek sebagaimana aku sangat menyayngi mereka.”

Kedua suami istri itu tak kuasa menahan haru demi mendengar doa buah hatinya. Mereka pun segera menghmbur ke kamar dan memeluk Fariz dengan erat. Mereka menangis, dn suami istri itupun bertaubat.

Sejak saat itu, kebahagiaan selalu menyelimuti keluarga kecil itu. Kedua suami istri bersama anak semata wayangnya, senantiasa melaksanakan shlat lima waktu secara berjamaah. Dan mereka teguh melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Semua itu karena mereka mendapat hidayah dari Allah melalui doa yang dipanjatkan oleh buh hatinya dengan tulus. Sungguh sangat beruntung pasangan suami istri itu memiliki seorang putra yang soleh.


bisnis baru ustad yusuf mansur