Obat Asam Urat dan Awet Muda

Obat Asam Urat dan Awet Muda
Obat Asam Urat dan Awet Muda

Jumat

GAMBARAN SURGA dan NERAKA LEWAT MIMPI

Khalid seorang polisi yang tinggal di kota Riyadh. Semasa mudanya sangat gemar minum khamr (sejenis minuman keras yng memabukkan). Suatu hari Khalid bertemu dengan teman-teman masa kecilnya. Mereka bercerita dan saling bertukar pengalaman. Banyak diantaranya yang membawa khamr untuk dinikmati bersama. Tapi Khalid tidak ikut meminumnya.

Husein, salah seorang sahabat Khalid merasa heran dengan sikap sahabatnya itu. Diapun lalu bertanya kepada Khalid. "Wahai shabat, mengapa engkau bermuram durja. Nikmatilah hari ini bersama kami, minumlah khamr ini supaya dirimu senang."

Khalid menolaknya, dan menjelaskan alasan kenapa ia tidak minum khamr. Teman-temannya pun berkumpul mengerumuninya untuk mendengarkan penjelasan Khalid.

"Dulu aku sangat menyukai khamr, dan tak bisa hidup satu hari pun tanpanya. Suatu ketika, aku menikahi seorang perempuan yang sangat cantik. Aku sangat mencintai istriku itu. Kami berdua hidup bahagia dan dia memberiku seorang bayi perempuan yang sangat cantik dan lucu."

"Aku sangat mencintai anakku. Dia adalah cahaya penerang dalam hidupku. Sumber kebahagiaan bagi hari-hariku. Apalagi ketika dia mulai bisa merangkak dengan kedua tangan dan kakinya, tingkah polahnya yang sangat lucu membuatku semakin menyayanginya. Dia sangat dekat denganku sebagaimana aku sangat dekat dengannya, bisa dikatakan hati kami bagaikan menyatu takkan pernah bisa dipisahkan."

Khlid melanjutkan kisahnya, "Setiap kali aku meletakkan minuman keras di hadapanku, dia akan selalu datang menghampiri dan menjauhkan minuman keras itu dariku, atau bahkan menumpahkannya. Dan aku tidak pernah menegurnya, aku bahkan tidak pernah bisa marah terhadap kelakuannya itu. Tingkahnya yang seperti itu malah terasa begitu lucu bagiku."

"Aku sangat bersedih dan merasa sangat kehilangan ketika putri kesayanganku itu meninggal di usianya yang baru menginjak dua tahun. Di usia yang sangat-sangat belia dan waktu itu dia sedang lucu-lucunya dan sangat memikat hatiku."

"Aku tidak menyalahkan sipapun atas kepergian putrid kecilku, bahkan kepada Allah sekalipun. Karena aku sadar bahwa hidup mati setiap manusia ada di tangan-Nya."

"Tapi kesedihan yang kurasakan begitu menyayat hatiku. Aku bahkan tak kuasa lagi menghadapi kepedihan itu sehingga semakin tenggelam ke dalam kebiasaan meminum khamr sampai sirna rasa sedihku walau hanya sekejap."

"Suatu ketika di malam jumat, aku minum khamr secara berlebihan hingga mabuk, dan ketika tiba di rumah, aku langsung jatuh tertidur dalam keadaan masih mabuk. Dalam tidurku tersebut, aku bermimpi seolah-olah hari kiamat telah datang. Sangkakala telah ditiup dan semua yang telah mati dibangunkan dari kuburnya. Seluruh manusia dikumpulkan dan aku merupakan salah seorang yang berada diantara mereka."

"Aku masih berada di antara jutaan manusia yang berkumpul itu ketika tiba-tiba aku merasa mendengar suara mengeram yang sangat aneh dibelakangku. Aku pun menoleh. Dan kuliha tternyata di belakangku ada seekor buaya yang sangat besar, mulutnya menganga lebar memperlihatkan gigi-giginya yang sebesar gading gajah, runcing dan terlihat sangat tajam siap menerkam diriku. Tanpa dikomando, aku langsung berlari ketakutan menghindari buaya yang terus mengejar dan siap menerkamku itu."

"Dalam pelarianku, aku bertemu dengan seorang lelaki tua renta bertubuh kurus kering, dia mengenakan pakaian serba putih bersih, dan dari tubuhnya yang kurus kering itu terpancar aroma yang harum semerbak. Aku mengucapkan salam kepadanya dan ia menjawab salamku. Lalu aku berkata kepadanya, "Wahai orang tua yang budiman! Lindungilah aku dari buaya raksasa yang mengejarku itu, semoga Allah melindungimu."

Mendengar permintaanku, orang tua itu malah menangis dan menjawab, "Aku ini sudah tua dan sangat lemah sedangkan buaya raksasa itu sangat kuat, aku takkan mungkin dapat mengalahkannya. Berlarilah secepat kau bisa, semoga Allah akan memberimu jalan yang akan menyelamatkanmu dari buaya itu."

"Aku pun kembali berlari secepat mungkin dan memanjat salah satu tebing dari sekian banyak tebing-tebing kiamat. Dari atas tebing itu aku bisa melihat tingkatan-tingkatan api neraka yang sangat panas dan menyaksikan keadaan yang begitu mengerikan. Aku bahkan nyaris terjatuh ke dalamnya karena sangat ketakutan."

Tiba-tiba aku mendengar suara teriakan memanggil namaku dan berkata, "Kembalilah! Bukan disitu tempatmu, engkau bukan salah seorang yang akan menghuninya." Kata-kata itu membuat hatiku tenang, dan aku pun kembali ke jalan yang sebelumnya aku lalui. Namun buaya raksasa itu terus mengejarku, tidak mengejar yang lainnya, seolah-olah dia menempel terus di punggungku.

"Aku kembali berlari dengan lebih cepat lagi, dan bertemu dengan lelaki tua renta tadi, dan aku berkata kepada, "Wahai orang tua yang bijaksana! Aku memohon kepadamu untuk melindungiku dari buaya raksasa itu, tapi mengapa engkau tidak mau?" namun lelaki tua itu kembali menangis dan berkta, "Aku ini sangat lemah, akan tetapi pergilah menuju gunung di depan sana, di dalamnya terdapat barang-barang titipan milik kaum muslimin, bila disana ada barang titipanmu, maka ia akan menolongmu."

Khalid terdiam sesaat, lalu dilanjutkannya kisah tadi, "ku melihat kearah gunung yang ditunjukkan oleh pak tua tadi. Bentuknya seperti kubah raksasa berwarna keemasan dengan banyak sekali pintu yang tertutup rapat. Letak gunung itu tidak begitu jauh, aku pun segera berlari menuju gunung tersebut dengan buaya raksasa yang masih saja terus mengejar di belakangku.

Ketika aku semakin mendekati gunung itu, tiba-tiba kudengar sebuah suara yang berkata, "Bukakanlah semua pintu dan awasilah, semoga orang malang ini memiliki simpanan disini yang dapat menolongnya dari makhluk jahat yang mengejarnya." Sesaat kemudian kulihat pintu-pintu mulai terbuka, dan disitu kulihat anak-anak dengan raut wajah yang bening berkilauan laksana sinar rembulan. Sementara itu buaya raksasa tadi sudah hampir menyusulku, aku pun mulai putus asa.

Dalam keadaan yang putus asa, kudengar seorang anak berkata, "Celaka sekali dia!! Kemarilah wahai teman-teman dan lihatlah, musuhnya sungguh sangat dekat dengannya." Kemudian anak-anak yang lain keluar saling susul-menyusul, dan diantara mereka terdapat anak perempuanku yang telah meninggal dulu.

Ketika dia melihatku, dia pun menangis dan berteriak, "Ayahku, demi Allah!!" sekilas kulihat dia segera melompat ke dalam kereta kencana dan datang mendekatiku dengan kecepatan laksanan anak panah yang lepas dari busurnya. Dia mengulurkan tangannya untuk memegang tanganku sedangkan tangan yang satunya menghalau buaya itu hingga berbalik arah dan pergi menjauh.

Anakku membawaku menepi, kemudian duduk di pangkuanku dan mulai membelai jenggotku seraya berkata, "Wahai ayahku! 'Belumkah datang waktunya bagi orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah?" (QS Al-Hadid [57] : 16)

Aku pun menangis dan berkata, "Wahai anakku, kalian memahami Al-Quran?" dan dia menjawab, "Ayahku, kami mengetahuinya lebih baik darimu."

Aku berkata kepadanya, "Ceritakan kepadaku tentang buaya yang mengejarku."
Anakku menjawab, "Ayah, buaya itu adalah jelmaan dari amal-amal buruk yang ayah bangun selama ini, dan dia menjadi semakin besar dan kuat, dan buaya itu akan membawamu ke neraka."

Aku mengangguk-angguk tanda mengerti lalu bertanya lagi, "Kalau begitu, bagaimana dengan lelaki tua renta yang aku temui sewaktu aku berlari? Aku telah berusaha untuk meminta tolong kepadanya, tetapi mengapa ia tidak mau menolongku?"

Anakku menjawab, "Wahai ayahku, orang tua tadi adalah jelmaan dari amal baikmu yang hanya sedikit, sehingga ia lemah dan tak mampu mengusir dosa-dosamu."

"Lalu, apa yang kalian lakukan digunung ini, wahai anakku?" tanyaku lagi.

Dia menjawab, "Kami adalah anak-anak kaum muslimin, kami diberi tempat tinggal ini sampai datangnya hari kiamat. Kami menanti kedatangan kalian dan memohon syafaat bagi kalian."

Kepada teman-temannya Khalid mengakhiri kisahnya dengan berkata, "Ketika terbangun dari tidur, aku sadar bahwa selama ini aku terlalu banyak durhaka dan meninggalkan perintah-perintah Allah SWT, sejak saat itu aku memutuskan berhenti minum khamr dan kembali ke jalan yang diterangi oleh cahaya dari Allah, dan kuharap kalian semua akan turut bertaubat sebagaimana yang telah aku lakukan."

Perkataan Khalid sungguh menyejukkan hati teman-temannya, sehingga mereka pun membuang semua minuman kerasnya, dan memutuskan bertaubat kembali ke jalan yang diridhoi Allah.



bisnis baru ustad yusuf mansur